Mengajar Dengan Cinta: Pesan Pengawas Madrasah Dalam Kunjungan Rutin Di MAS Ponpes As'adiyah Dapoko

Kontributor

Dapoko (Kemenag Bantaeng) — Pengawas Madrasah Aliyah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng, Nasiruddin, mengunjungi MAS Ponpes As'adiyah Dapoko Kabupaten Bantaeng dalam rangka kunjungan rutin untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengawas. Kunjungan tersebut selain sebagai bagian dari pelaksanaan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) pengawas, juga menjadi wadah berbagi informasi dan pengetahuan. Dalam kunjungan tersebut, Nasiruddin diterima langsung oleh Kepala MAS Ponpes As'adiyah Dapoko, Gurutta Kiai Sudirman Sappara, bersama para wakil kepala madrasah dan dewan guru di ruang guru madrasah, Rabu (16/7).
Dalam kunjungannya, ada beberapa informasi yang disampaikan oleh Nasiruddin, salah satunya berkaitan dengan kurikulum. Nasiruddin menyampaikan bahwa terdapat perubahan dalam kurikulum.
"Berdasarkan hasil pembicaraan dengan pokjawas, saat ini sudah selayaknya kita menggunakan Kurikulum Merdeka secara penuh, tetapi kita masih memungkinkan menggunakan dua jenis kurikulum. Bagi madrasah yang terlambat memulai menggunakan Kurikulum Merdeka, masih boleh menggunakan Kurikulum K13. Sementara bagi madrasah yang cepat memulai menggunakan Kurikulum Merdeka, secara otomatis madrasah tersebut sudah full Kurikulum Merdeka dengan merujuk KMA 450," ujarnya.
Kurikulum Merdeka (Kurmer) berdasarkan KMA Nomor 450 Tahun 2024 adalah kurikulum yang memberikan fleksibilitas dan berfokus pada materi esensial untuk mengembangkan kompetensi peserta didik sebagai pelajar sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila.
Nasiruddin juga menyampaikan bahwa tim pengawas madrasah tingkat aliyah memiliki agenda rapat koordinasi persiapan Focus Group Discussion (FGD). Pertemuan tersebut akan membahas penyusunan Kurikulum Operasional Madrasah, pembelajaran mendalam, dan kurikulum cinta, termasuk beban kerja guru sesuai peraturan menteri. Nasiruddin mengharapkan wakil kepala madrasah bidang kurikulum MAS Ponpes As'adiyah Dapoko ikut hadir dalam kegiatan tersebut.
Pada kesempatan itu, Nasiruddin juga memberikan arahan terkait pembelajaran mendalam, yang merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik. Model pembelajaran dengan pendekatan mendalam dan berbasis cinta.
"Sebagai guru atau pendidik kita sudah seharusnya mengajar dengan cinta dan hati yang ikhlas. Sebagaimana pesan dari Kiai H. Maimun Zubair, beliau mengatakan jadi guru itu tidak usah punya niat bikin pintar orang, nanti kamu hanya marah-marah ketika melihat murid tidak pintar, sehingga ikhlasnya jadi hilang, yang penting kita niat menyampaikan ilmu dan mendidik yang baik, masalah murid kelak jadi pintar itu ada pada kehendak Allah, didoakan saja terus menerus agar muridnya mendapat hidayah. Sebagai guru kita tetap melakukan proses mentransfer ilmu, merangsang nalar berpikir murid, mengarahkan kemampuan murid, serta mendampingi mereka dengan penuh ketelatenan dan keteladanan baik ketika berada di kelas maupun di luar kelas dengan cinta dan hati yang ikhlas," ungkap Nasiruddin.
Beliau juga menyampaikan pentingnya mengaplikasikan novel spiritual teaching, yaitu pendekatan pengajaran yang memasukkan unsur-unsur spiritual untuk membantu siswa memahami makna hidup dan nilai-nilai kehidupan. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang aspek spiritual dalam diri siswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Kepala MAS Ponpes As'adiyah Dapoko, Gurutta Kiai Sudirman Sappara, menyampaikan terima kasih atas kunjungan dan masukan dari pengawas madrasah. Ia berjanji akan menindaklanjuti setiap masukan yang bersifat membangun demi kemajuan MAS Ponpes As'adiyah Dapoko ke depan. (UMR)