Daerah

Meraih Lailatul Qadr : Antara Kesungguhan Ibadah Dan Doa Tulus

Foto Kontributor
Onya Hatala

Kontributor

Sabtu, 29 Maret 2025 · 00:00 WIB
...

Oleh : Muhammad Nasir Suddin, SS.
Penulis adalah Wakil Kepala Madrasah Bidang Humas MTsN Gowa

Lailatul Qadr, atau Malam Kemuliaan, adalah satu malam istimewa yang keutamaannya disebut langsung dalam Al-Qur'an. Allah SWT menggambarkannya sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan (lihat Qs. Al Qadr: 2), di mana setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Bagi umat Muslim, malam tersebut adalah momen untuk menghidupkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Sang Khalik.

Menggapai Lailatul Qadr bukan hanya tentang keberuntungan semata, melainkan buah dari usaha sungguh-sungguh dan niat tulus dalam beribadah. Rasulullah SAW memberikan teladan dengan meningkatkan intensitas ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadan, mengajarkan kita bahwa kesungguhan adalah kunci untuk meraih keberkahan malam tersebut.

Salah satu bentuk kesungguhan itu adalah melalui qiyamullail atau salat malam. Menghidupkan malam dengan salat, terutama dengan khusyuk, adalah salah satu cara utama untuk mendekati Lailatul Qadr. Di saat dunia terlelap, seorang hamba menunjukkan cintanya kepada Allah dengan berdiri dalam keheningan malam.

Namun, Lailatul Qadr bukan hanya tentang salat. Membaca, memahami, dan merenungkan isi Al-Qur'an (baca; tadabbur) adalah bentuk ibadah yang sangat dianjurkan. Al-Qur'an diturunkan pertama kali pada malam ini, menjadikannya waktu yang sempurna untuk menyelami makna wahyu-Nya.

Selain itu, memperbanyak istighfar dan doa adalah esensi dari malam tersebut. Rasulullah SAW menganjurkan untuk memohon ampunan kepada Allah dengan doa, “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni” (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf, menyukai pemaafan, maka maafkanlah aku). Doa ini mencerminkan ketulusan hati seorang hamba yang berharap rahmat dan kasih sayang Sang Ilahi Robbi.

Kesungguhan dalam beribadah di malam Lailatul Qadr juga mencakup perbuatan baik terhadap sesama. Bersedekah, membantu yang membutuhkan, atau bahkan memberikan senyuman tulus adalah bentuk amal yang bisa membawa keberkahan malam tersebut.

Namun, meraih Lailatul Qadr juga memerlukan persiapan mental dan spiritual. Pikiran yang jernih dan hati yang bersih adalah prasyarat untuk merasakan kehadiran Allah secara mendalam. Oleh karena itu, bulan Ramadan adalah waktu untuk menyucikan diri dari dosa-dosa dan memperbaiki hubungan dengan sesama.

Di sisi waktu lailatul qadr, penting untuk menyadari bahwa hanya Allah yang mengetahui kapan tepatnya Lailatul Qadr terjadi. Hikmahnya adalah agar umat Islam bersungguh-sungguh beribadah sepanjang sepuluh malam terakhir Ramadan, sehingga setiap malam dihidupkan dengan penuh kekhusyukan.

Lailatul Qadr adalah hadiah istimewa dari Allah kepada umat Muhammad SAW, sebagai pengingat bahwa usia manusia yang relatif singkat bisa diimbangi dengan amal ibadah yang bernilai abadi. Namun, hadiah ini hanya bisa diraih oleh mereka yang serius mencarinya.

Bagi sebagian orang, meraih Lailatul Qadr mungkin terasa sulit karena kesibukan duniawi. Namun, sekecil apapun usaha yang dilakukan dengan ikhlas akan tetap bernilai di hadapan Allah. Kesungguhan tidak selalu berarti kuantitas, tetapi kualitas ibadah yang kita persembahkan.

Di era modern, tantangan untuk menghidupkan Lailatul Qadr semakin besar. Gangguan dari teknologi, media sosial, dan gaya hidup serba instan seringkali menjauhkan hati kita dari esensi ibadah. Oleh karena itu, diperlukan usaha ekstra untuk menciptakan ruang spiritual yang tenang dan fokus.

Namun, teknologi juga bisa menjadi alat yang mendukung ibadah. Aplikasi pengingat salat, kajian virtual, atau media sosial yang digunakan untuk menyebarkan pesan positif bisa menjadi cara untuk menjaga semangat Ramadan.

Lailatul Qadr juga mengajarkan kita untuk memperbaiki diri. Malam ini bukan hanya tentang berdoa, tetapi juga tentang berjanji untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Menghidupkan Lailatul Qadr berarti memulai perubahan yang berkelanjutan.

Bagi generasi muda, Lailatul Qadr adalah kesempatan emas untuk belajar tentang kekuatan doa dan pentingnya hubungan dengan Allah. Pendidikan tentang nilai malam kemuliaan ini akan membentuk generasi yang lebih spiritual dan peduli.

Lailatul Qadr juga menjadi pengingat akan kematian. Di malam ini, takdir manusia untuk tahun mendatang ditentukan, termasuk rezeki, umur, dan kesehatan. Ini mengingatkan kita bahwa hidup adalah anugerah yang harus dijalani dengan penuh makna.

Pesan utama dari Lailatul Qadr adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan tulus. Tidak ada amal yang sia-sia jika dilakukan dengan niat ikhlas, bahkan jika itu hanya sebaris doa di tengah malam.

Kesungguhan dalam beribadah di Lailatul Qadr adalah wujud cinta kita kepada Allah. Dengan bersujud, berdoa, dan merenung, kita menunjukkan bahwa hubungan kita dengan Allah adalah prioritas utama.

Sebagai kesimpulan, meraih Lailatul Qadr adalah perjalanan spiritual yang memerlukan kesungguhan, keikhlasan, dan doa tulus. Malam tersebut adalah peluang untuk mendapatkan ampunan, rahmat, dan keberkahan yang tidak ternilai harganya. Mari kita manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, bukan hanya untuk menghidupkan malam tersebut, tetapi juga untuk mengubah diri menjadi pribadi yang lebih baik sepanjang tahun.

Editor: arfan

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default