Peserta MQK Dalam Dan Luar Negeri Mulai Berdatangan, Kakanwil Kemenag Sulsel ; Perlakukan Tamu Layaknya Saudara Dan Sahabat

Kontributor

Makassar (Kemenag Sulsel) -- Rangkaian kedatangan peserta Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional (MQKI) ke-1 tahun 2025 resmi dimulai di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Suasana penuh harap dan semangat terlihat sejak pagi, ketika satu per satu kafilah dari dalam dan luar negeri mulai menginjakkan kaki di bumi Anging Mammiri. Momen ini menjadi penanda dimulainya perhelatan bergengsi yang digelar di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, khususnya Direktorat Pesantren.
Kafilah pertama yang
tiba adalah delegasi dari Myanmar disusul kafilah Malaysia dan Brunei
Darussalam termasuk juga Observer dari Filipina. Tak hanya dari mancanegara,
peserta dari berbagai provinsi di Indonesia juga mulai berdatangan. Kontingen
dari Papua, Papua Barat, Kalimantan, Jawa Tengah, hingga Maluku hadir dengan
semangat tinggi, membawa kebanggaan daerah masing-masing. Mereka datang dengan
persiapan matang, baik dari segi mental, keilmuan, maupun spiritual. Semangat
itu mencerminkan tekad para santri dan mahasantri untuk menjunjung tinggi
nilai-nilai keilmuan Islam serta berkontribusi pada penguatan tradisi
intelektual pesantren di kancah nasional dan global.
Setelah melalui
perjalanan udara ke Makassar, seluruh peserta kemudian diarahkan menuju Pondok
Pesantren As’adiyah, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, yang akan menjadi lokasi
utama penyelenggaraan MQKI 2025. Pondok pesantren tertua dan terbesar di Sulsel
itu dipilih bukan tanpa alasan, melainkan karena perannya yang historis sebagai
pusat transmisi ilmu dan pengembangan tradisi turats di Indonesia Timur.
Ajang perdana ini
dijadwalkan berlangsung pada 1–7 Oktober 2025, dengan menghadirkan rangkaian
kompetisi, kajian, diskusi ilmiah, serta berbagai agenda kebudayaan yang
melibatkan ulama, akademisi, dan tokoh masyarakat. Tema besar yang diusung
adalah “Dari Pesantren untuk Dunia: Merawat Lingkungan dan Menebar Perdamaian
dengan Kitab Turats.” Tema ini menggambarkan komitmen pesantren untuk tidak
hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menghadirkan solusi bagi tantangan
global, mulai dari isu lingkungan hingga perdamaian dunia.
MQKI 2025 diharapkan
menjadi ajang strategis dalam meningkatkan kemampuan santri dan mahasantri
untuk melakukan kajian mendalam atas Kitab Kuning. Selain itu, ajang ini juga
diharapkan mampu memperkuat jejaring keilmuan Islam di tingkat internasional,
membangun komunikasi antarulama lintas negara, serta memperkokoh peran
Indonesia sebagai pusat peradaban Islam moderat yang berakar kuat pada tradisi
keilmuan pesantren.
Kakanwil Kemenag Prov.
Sulsel H. Ali Yafid selaku Tuan Rumah saat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar
menyampaikan bahwa MQKI di Sulsel bukan hanya kompetisi, melainkan wadah
strategis untuk mempertemukan tradisi, ilmu, dan budaya.
“Kehadiran delegasi
dari berbagai negara membuktikan bahwa pesantren di Indonesia telah menjadi
pusat perhatian dunia. MQKI ini adalah momentum untuk menunjukkan kepada
masyarakat internasional bahwa kitab kuning bukan sekadar teks, melainkan
warisan intelektual yang hidup, terus dikaji, dan relevan sepanjang zaman,”
ujarnya.
Dengan semangat
persatuan, keberagaman budaya, dan kecintaan pada ilmu pengetahuan, MQKI 2025
siap menjadi panggung pertemuan para pencinta kitab kuning dari berbagai
penjuru nusantara dan dunia. Kehadiran mereka bukan hanya untuk berkompetisi,
melainkan juga untuk bersilaturahmi, berbagi gagasan, dan melestarikan warisan
keilmuan Islam yang telah mengakar selama berabad-abad. Inilah momentum
bersejarah yang diharapkan dapat memperkuat wajah Islam Indonesia sebagai
rahmat bagi semesta alam.
Kami selaku Tuan Rumah berkomitmen
dan berikhtiar menyambut dan melayani seluruh tamu dan Kafilah baik dari
seluruh provinsi di Indonesia maupun dari Mancanegara, dan memperlakukan mereka
selayaknya saudara dan sahabat.
“Semoga dengan ikhtiar
ini, Nama baik Daerah kita , tentunya Kanwil Kemenag Sulsel bisa sekaligus
merepresentasikan keramahan seluruh Masyarakat Sulsel,” tambah Ali Yafid