Sri Meliana, Penyuluh Agama Islam Yang Aktif Melakukan Pembinaan

Kontributor

Watampone, (Kemenag Bone) – Sri Meliana, Penyuluh Agama Islam yang bertugas di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, dikenal sebagai sosok inspiratif yang aktif dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya. Sejak masih sebagai Penyuluh Agama Islam Non ASN, ia langsung menunjukkan kinerja yang menonjol, khususnya dalam kegiatan pembinaan keagamaan dan pemberdayaan masyarakat.
Saat program Kampanye Mandatory Sertifikasi Halal diluncurkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, Sri Meliana langsung ambil bagian. Ia terjun ke lapangan mendampingi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam proses pengurusan sertifikasi halal bagi produk makanan yang mereka kelola. Setiap pendampingan yang dilakukannya selalu berbuah hasil positif, dengan terbitnya sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama. Atas kontribusinya ini, Sri Meliana menerima penghargaan dari Kementerian Agama Kabupaten Bone.
Tak hanya di wilayah tugasnya saat ini, kiprah Sri Meliana juga mencakup pengalaman berharga ketika ia ditugaskan di Kecamatan Awangpone pada awal pengangkatannya sebagai PPPK. Di sana, ia aktif menjalin hubungan dengan komunitas pengrajin songkok Recca, sebuah kerajinan tradisional khas Bone yang digeluti oleh warga Desa Unra, Kecamatan Awangpone.
“Saya pernah bertugas di Awangpone sebagai penempatan awal ketika menjadi PPPK. Di sana saya berkunjung ke komunitas pengrajin songkok Recca,” ungkap Sri Meliana yang akrab disapa Ana, saat ditemui pada Kamis (19/6/2025).
Pada kesempatan itu, tepatnya Rabu, 5 Februari 2025, ia mengadakan kegiatan pembinaan spiritual kepada kelompok ibu-ibu pengrajin songkok Recca. Bertempat di salah satu rumah pengrajin, Sri Meliana menyampaikan tausiyah bertema “Bekerja sebagai Ibadah dan Wujud Kemandirian Umat”. Ia menekankan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam aktivitas ekonomi.
“Saya ingin ibu-ibu tidak hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga semakin kuat secara spiritual. Kita bekerja bukan hanya untuk mencari nafkah, tetapi juga sebagai bentuk ibadah kepada Allah,” ujarnya di hadapan para peserta pembinaan.
Kegiatan tersebut mendapat sambutan hangat dan antusias dari para pengrajin. Mereka mengaku termotivasi untuk terus berkarya serta menjadikan aktivitas mereka sebagai bagian dari pengabdian kepada keluarga, masyarakat, dan agama. Selain pembinaan rohani, acara itu juga menjadi ajang berbagi pengalaman dalam pengembangan usaha, termasuk strategi untuk meningkatkan kualitas dan daya saing songkok Recca di pasar yang lebih luas.
Melalui berbagai kegiatan pendampingan seperti ini, Sri Meliana berharap agar ekonomi kreatif berbasis komunitas dapat terus tumbuh dan berkembang, sekaligus memperkuat ketahanan spiritual dan sosial masyarakat. Perannya sebagai penyuluh agama Islam tidak hanya dirasakan dalam aspek keagamaan, tetapi juga dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pendekatan yang humanis dan memberdayakan. (Ahdi)