Provinsi

Wisuda Tahfiz As'adiyah, Menag Gaungkan Kurikulum Cinta Dan Teologi Kasih Sayang

Foto Kontributor
Ajeng

Kontributor

Sabtu, 26 Juli 2025
...

Sengkang, (Kemenag Sulsel) – Menteri Agama RI, Prof. Nasaruddin Umar menggaungkan kurikulum cinta dan teologi kasih sayang saat menghadiri Ngaji Perdana Kurikulum Cinta dan Wisuda Tahfiz Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang, Kabupaten Wajo, 26 Juli 2025.

“Allah Maha feminine, Maha lembut. Tetapi kenapa umatnya over masculine? Ada yang salah di sini,” tegas Menag dalam sambutannya. 

Ia menekankan pentingnya perubahan dari teologi yang keras menuju teologi penuh kasih sayang.

Sebagai alumni As’adiyah, Menag memuji peran pesantren ini dalam menebarkan nilai rahmatan lil ‘alamin. 

“Peranan As’adiyah dalam memancarkan nur rahmat rahimnya luar biasa. Anak-anaknya tidak salah pilih memilih pesantren ini,” ujarnya.

Kegiatan ini juga dihadiri sejumlah pejabat tinggi Kemenag RI, di antaranya Dirjen Pendidikan Islam, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, serta sejumlah pejabat Kemenag RI. Hadir pula Bupati Wajo, Ketua DPRD Wajo, Kakanwil Kemenag Sulsel, para Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Pontren) dari seluruh Indonesia, Kepala Kemenag Kabupaten Wajo,serta sejumlah pejabat Kemenag Wajo beserta jajarannya.

Sebanyak 98 hafiz Al-Qur’an diwisuda pada kesempatan tersebut. Wisuda ini menjadi simbol keberhasilan As’adiyah dalam mencetak generasi Qur’ani yang tidak hanya mampu menghafal, tetapi juga diharapkan mampu mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. 

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag menegaskan komitmen pemerintah dalam memberikan dukungan penuh kepada para penghafal Al-Qur’an.

“Kita buka kesempatan seluas-luasnya, tidak hanya untuk jenjang S1, tetapi juga S2 dan S3. Ini bentuk penghargaan pemerintah kepada para hafiz dan hafizah agar ilmu mereka terus berkembang dan dapat memberikan kontribusi nyata bagi umat,” tegasnya.

Bupati Wajo juga mengapresiasi kontribusi besar Pondok Pesantren As’adiyah terhadap pembangunan moral masyarakat. Menurutnya, keberadaan pesantren seperti As’adiyah menjadi pilar penting dalam membangun karakter generasi muda.

“Membangun daerah tidak cukup hanya dengan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi. Kita harus ditopang kekuatan moral, nilai-nilai ruhaniah, dan ilahiah. Para hafiz adalah penjaga risalah yang akan menjadi teladan di tengah masyarakat,” ujarnya.

Acara juga dirangkaikan dengan peluncuran Buku Biografi A.G. H. M. Yahya al-Hafidz yang ditandatangani Menag, didampingi tiga penulis: H. Martomo Malaing, S.Q., M.A., Dr. Muh. Abrar, M.Hum., dan Dr. Ahmad Zulki Fatawari, M.Ag.

Editor: Mawardi

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default