Workshop Hypnoteaching Dorong Guru Madrasah Di Bone Menjadi Pembelajar Penuh Hikmah

Kontributor

Watampone, (Kemenag Bone) — Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bone H. Abdul Rafik secara resmi membuka kegiatan Workshop Hypnoteaching bertajuk “Menjadi Guru Hebat dan Penuh Hikmah”, Rabu (23/4/2025) di Aula Hotel Sarlim, Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo, Watampone.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh IRKASA Indonesia bekerja sama dengan MN Training Counsulting dan dihadiri oleh Direktur IRKASA Andi Kasmira, Plh. Kepala Seksi Penmad Akmal beserta staf, serta narasumber utama Dr. Musafir.
Ketua Panitia Irham Maulana dari IRKASA dalam laporannya menyebutkan bahwa kegiatan yang berlangsung sehari ini diikuti oleh para guru madrasah dari berbagai jenjang, yaitu RA sebanyak 15 orang, MI 61 orang, MTs 76 orang, dan MA 66 orang. Tujuan dari workshop ini adalah untuk mengenalkan metode pembelajaran Hypnoteaching, yaitu pendekatan yang menggabungkan prinsip hipnosis dan komunikasi persuasif dalam proses belajar mengajar agar tercipta suasana yang lebih menyenangkan dan efektif.
Plh. Kasi Penmad Akmal mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan hasil koordinasi antara pihaknya dan IRKASA, sebagai bentuk upaya peningkatan kompetensi guru madrasah. “Kami ingin guru-guru madrasah semakin kompeten di kelas. Maka kami berkoordinasi dengan IRKASA dan menggandeng MN Training Counsulting sehingga terlaksanalah workshop ini,” jelasnya.
Sementara itu, H. Abdul Rafik dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menekankan pentingnya peran guru bukan hanya sebagai pengajar, tetapi sebagai pembelajar yang terus mengembangkan diri. “Guru itu bukan sekadar pengajar, tapi pembelajar. Hanya guru yang terus belajar yang mampu mengajar. Tugas guru adalah memimpin, melatih, mendidik, dan mengarahkan siswa,” ujarnya.
Ia juga berharap ada nilai tambah yang bisa diperoleh dari kegiatan semacam ini. “Idealnya dalam kegiatan seperti ini, guru tidak hanya mendapatkan ilmu baru, tapi juga sertifikat integritas sebagai wujud komitmen moral dan profesionalnya,” tutur H. Abdul Rafik. (ahdi)