Workshop Kurikulum Cinta MIN 2 Bone, Kepala Kemenag: Ini Suatu Keharusan

Kontributor

Mallari, (Kemenag Bone) – Dalam upaya mengimplementasikan Kurikulum Cinta sebagai bagian dari penguatan karakter dan suasana pembelajaran yang inklusif, MIN 2 Bone menggelar Workshop Kurikulum Cinta dan Deep Learning, Kamis (22/5/2025). Kegiatan ini diikuti oleh 24 guru dari madrasah tersebut.
Workshop menghadirkan dua narasumber penting, yakni Plt. Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Bone serta Ketua Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Madrasah. Para narasumber memberikan materi seputar penguatan nilai cinta, empati, dan kolaborasi dalam dunia pendidikan, khususnya di lingkungan madrasah.
Kepala MIN 2 Bone, A. Salam, dalam laporannya menyampaikan bahwa Kurikulum Cinta merupakan pendekatan yang mampu membentuk karakter siswa melalui keteladanan guru sebagai inspirator dan pembimbing. “Dengan kurikulum cinta ini, kita bisa bentuk karakter, empati, kasih sayang. Ibu-ibu dan Bapak-bapak sebagai inspirator, pembimbing setelah itu baru siswa-siswa kita. Kita bisa menciptakan suasana madrasah yang inklusif dan lebih nyaman,” ungkapnya.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bone, H. Abdul Rafik, yang menegaskan pentingnya pelaksanaan Kurikulum Cinta di satuan pendidikan madrasah. “Kegiatan ini menjadi suatu keharusan bagi kita semua, utamanya bagi kita sebagai tupoksinya pendidik,” tandasnya di hadapan peserta workshop.
Lebih lanjut, H. Abdul Rafik juga menyampaikan dua arah kebijakan pemerintah dalam pengembangan guru, yakni peningkatan kualifikasi pendidikan dan pengembangan kompetensi. Ia menjelaskan bahwa guru-guru yang sebelumnya berpendidikan D2 atau D3 didorong untuk melanjutkan ke jenjang S1 demi memenuhi kelayakan kompetensi. “Guru itu harus terus di-upgrade dinamikanya dalam pendidikan,” ujarnya.
Terkait peningkatan kompetensi, ia mencontohkan kegiatan workshop seperti ini sebagai bentuk nyata perhatian pemerintah. “Uang yang kita pakai sekarang adalah uang dari DIPA untuk workshop. Maka guru harus juga bersyukur karena diberikan gaji pokok dan tunjangan sertifikasi,” tambahnya.
Ia berharap agar para guru terus meningkatkan kualitas diri demi kemajuan pendidikan dan masa depan siswa. “Jadi jangan bilang bahwa pemerintah tidak ada perhatiannya untuk kita. Itu sangat jelas ada,” tutupnya. (Ahdi)