Watampone, (Kemenag Bone) — Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman secara resmi melepas Kafilah Kabupaten Bone untuk mengikuti Seleksi Tilawatil Qur'an dan Hadits (STQH) Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2025 yang akan digelar di Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Pelepasan berlangsung khidmat di halaman Rumah Jabatan Bupati Bone, Jumat (11/4/2025).

Seremonial pelepasan ditandai dengan penyerahan bendera kontingen dari Bupati Bone kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bone, H. Abdul Rafik, yang juga bertindak sebagai ketua kafilah. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Bone, Asisten I Bupati, Plt. Kabag Kesra Setda Bone, para pejabat manajerial Kemenag Bone, Ketua Baznas Bone, para kepala KUA se-Kabupaten Bone, panitia, dan seluruh peserta kafilah.

Dalam laporannya, H. Abdul Rafik menyampaikan bahwa Kafilah Bone mengirim 22 peserta yang akan berkompetisi pada empat cabang lomba. "Mereka akan mengikuti cabang seni baca Al-Qur’an, cabang hafalan Al-Qur’an mulai dari 1, 5, 10, 20 hingga 30 juz, Tafsir Bahasa Arab, serta Musabaqah Hadis," jelasnya.

STQH Provinsi Sulsel dijadwalkan dibuka pada 13 April dan akan berlangsung hingga 19 April 2025 di Masamba. Kafilah Bone diharapkan dapat tampil maksimal dan membawa hasil terbaik bagi daerah.

Dalam arahannya, Bupati Bone memberi semangat kepada para peserta dan pendamping. Ia menekankan pentingnya menjaga fokus selama berada di lokasi perlombaan. “Jangan terlalu banyak buka-buka HP yang tidak terlalu penting, fokus pada hafalannya. Zikir setiap saat sebelum tampil,” pesannya tegas.

Bupati juga menyampaikan bahwa keberangkatan ini bukan hanya soal berkompetisi, tetapi juga sebagai bentuk dakwah dan syiar Islam. Ia berharap sepulangnya dari kegiatan ini ada evaluasi menyeluruh. “Kita harus evaluasi nanti, apakah dari sisi latihan, dukungan pemerintah, atau yang lainnya. Ini penting agar ke depan lebih baik,” ujarnya.

Di penghujung sambutan, Andi Asman Sulaiman menyampaikan wacana besar terkait pengembangan daerah Bone. . Ia merencanakan akan menghadirkan suatu rujukan berstandar nasional dan berbasis Islami atau syariah. Termasuk Pondok Pesantren berstandar Nasional, sebagai bagian dari visi membangun Bone religius dan berkualitas,” tutupnya. (Ahdi)