Provinsi

Deteksi Dini Konflik Keagamaan, FKUB Dan Kemenag Takalar Libatkan Imam Masjid Dan Tokoh Agama

Foto Kontributor
Andi Baly

Kontributor

Selasa, 25 Februari 2025 · 16:18 WIB
...

Takalar, HUMAS KEMENAG – Sebagai langkah antisipatif dalam mencegah konflik keagamaan berkembang menjadi ketegangan sosial, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Takalar bekerjasama dengan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Takalar menggelar kegiatan Early Warning System (EWS) Pencegahan Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan, Selasa 25 Februari 2025.

Kegiatan yang digelar di gedung PLHUT Kemenag Kabupaten Takalar ini dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenang Sulsel, H. Ali Yafid, dengan diikuti 150 imam masjid dan tokoh agama dari 9 kecamatan se-Kabupaten Takalar.

Turut hadir Kepala Kantor Kemenag Kab. Takalar H. Solihin beserta jajaran, Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kanwil Kemenag Sulsel, H. Abdul Gaffar, Ketua FKUB Kab. Takalar H. Manggaukang Rowa bersama jajaran pengurus, serta Pokja Pencegahan Dini Konflik Keagamaan Kabupaten Takalar.

Kakanwil Ali Yafid dalam sambutannya mengatakan, moderasi beragama dan kerukunan umat beragama adalah merupakan aset emas bangsa Indonesia dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Sejumlah negara penduduknya tidak bisa tidur karena konflik, bahkan ada negara-negara kecil yang hilang karena konflik yang berkepanjangan. Bersyukurlah kita bisa hidup tenang dan rukun berdampingan. Ini juga karena para pemuka agama kita menjalankan fungsinya,” ucap Kakanwil.

Takalar, sambung Ali Yafid adalah salah satu kabupaten dengan kerukunan dan tingkat tolerani yang sangat bagus, sehingga tidak ditemukan konflik berdimensi keagamaan di daerah ini.

“Tentu ini tidak lepas dari peran FKUB dan Kepala Kantor Kemenag kabupaten Takalar yang terus mendorong penguatan moderasi beragama di daerah ini. Kalau mau lihat daerah aman, lihatlah FKUB-nya,” sambungnya.

Untuk urusan agama, sebut Ali Yafid, itu urusan individu dengan Tuhannya dan tidak perlu memaknai ajaran agama secara berlebihan, serta jangan saling menyalahkan.

“Tuhan saja memuliakan anak cucu Adam, kenapa kita tidak. Kan tidak disebut anak cucunya yang Islam, Kristen, Hindu dan lain-lain. Kalau bukan saudara seiman, adalah saudara dalam kemanusian. Setelah beribadah, kita masuk urusan kemanusiaan sebagai makhluk sosial,” jelasnya. 

Kepada para Imam masjid, Ali Yafid berpesan agar turut berperan dalam menjaga kondusifitas daerah ini dan jika ada masalah jangan justru ditarek ke bawah tapi ke atas.

“Kalau datangki di KUA kan bisa ngopi-ngopi dan menyampaikan kepada kepala KUA jika ada yang dirasa aneh dengan prilaku warga di wilayahnya. Itu kan bagian dari pencegahan dini,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Kantor Kemenag Kab. Takalar, H. Solihin dalam sambutannya mengatakan kegiatan pencegahan konflik sosial berdimensi keagamaan merupakan upaya cegah dini terhadap kerawanan masyarakat sosial yang menyeret Agama dalam ranah sosial dan ini juga merupakan bukti kongkrit hadirnya Negara dalam masyarakat.

“Oleh karena itu, kami di Takalar disamping melakukan upaya pencegahan dini, kami juga harus bersinergi dalam melakukan deteksi dini terhadap potensi konflik sosial dalam masyarakat,” bebernya.

Kemenag kabupaten Takalar, lanjut Solihin, terus bergerak secara massif, kolaboratif dan bersinergi mengakselerasi Asta Aksi Kementerian Agama Prov. Sulsel (Dari Sulawesi Selatan Untuk Indonesia).

“Kami memahami bahwa potensi konflik bisa dicegah dengan melakukan Dakwah Ramah Kemanusiaan, dan kerawanan serta kerentanan sosial juga bisa dicegah dengan melakukan Selebrasi Kerukunan,” ujarnya.

Guna menciptakan ketentraman dan kesejukan di tengah masyarakat, Solihin mengatakan bahwa Kemenag Takalat terus mendorong para Dai dan Muballigh untuk menyampaikan Dakwah yang menyejukkan dan mencerahkan, serta mengintensifkan dialog dan pesan pesan damai melalui mimbar-mimbar dakwah dan media sosial adalah langkah yang sangat efektif untuk meminimalisir potensi-potensi konflik sosial.

Pada kesempataan ini, Solihin mengaku bangga dan mengapresiasi langkah yang diambil Kakanwil Kemenag Sulsel dengan menginisiasi dan melaunching Asta Aksi yang menurutnya sangat sejalan dengan EWS atau Sistem Peringatan Dini yang juga merupakan program prioritas Kementerian Agama untuk mencegah konflik sosial.

“Ini telah di breakdown dengan apik oleh Bapak Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel dengan Asta Aksi-nya yang melakukan lompatan pemikiran yang jauh kedepan. Kami di Kementerian Agama Kab. Takalar berkomitmen untuk mengawal program Asta Aksi ini dengan baik,” pungkasnya. (AB)

 

Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default