Daerah

Dukung Asta Aksi, Kemenag Maros Bentuk Satgas Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Di Pesantren

Foto Kontributor
Ulya Sunani

Kontributor

Kamis, 27 Februari 2025 · 00:00 WIB
...

Maros (Humas Maros)-Aksi nyata poin ketiga Asta Aksi Kanwil Kemenag Sulsel tentang  pesantren ramah anak, Kemenag Maros melalui Seksi PD Pontren memfasilitasi pembentukan Satgas pencegahan dan penanganan kekerasan di pesantren.

Berdasarkan keterangan Kepala Seksi PD Pontren H. Muhammad Sunusi, bahwa Satgas  akan berada di masing-masing pesantren.

“Tugas Satgas mendeteksi kemungkinan kekerasan yang akan terjadi dan menangani masalah di pesantren. Penyelesaian di internal pesantren,” jelas Muhammad Sunusi, Rabu (26/2/2025).

“Idealnya di pesantren, terutama pesantren ramah anak ada tempat curhat: baik melalui tulisan maupun secara verbal. Guru atau ustadz yang menangani.

“Setelah terbentuk Satgas di tiap-tiap pesantren nanti akan dilantik. Pengukuhan Satgas secara serentak.

“Apa pun masalah yang terjadi di pesantren, yang terpenting adalah ada upaya untuk terus memperbaiki,” jelas Muhammad Sunusi memandu forum.

Lebih lanjut, Muhammad Sunusi, menyampaikan bahwa tahun lalu ada tujuh lembaga di kabupaten Maros yang menjadi sasaran program pesantren ramah anak.

Hadir dalam kegiatan yang berlangsung di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum (PPNU) Soreang, para pimpinan pondok dan ketua forum pondok pesantren kabupaten Maros, KH. Ibnu Hajar Arif.

Kemudian, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Maros, H. Muhammad, menyampaikan harapan kepada para pimpinan pesantren untuk bisa  menjadikan pondok pesantren sebagai tempat menuntut ilmu yang ramah kepada siapa saja, terutama terhadap anak.

“Sesuai pesan Bapak Menteri Agama, dengan konsep kurikulum cinta. Bukan merubah kurikulum merdeka, tetapi mengintegrasikan cinta dalam kurikulum. Ini juga selaras dengan Asta Aksi, program Bapak Kakanwil Kemenag Sulsel: pesantren ramah anak.”

Asta Aksi program pesantren ramah anak dirancang untuk menciptakan lingkungan pesantren yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang anak. Melalui penerapan nilai-nilai perlindungan anak, pengawasan yang baik dan pengembangan kurikulum yang inklusif serta mendidik.

Program ini memastikan anak-anak mendapatkan pendidikan agama yang berkualitas tanpa kekerasan, diskriminasi, atau tekanan.

“Karena terkadang kita lupa: ramah kepada santri, kepada anak. Saya yakin, semua ajaran agama, mengedepankan prinsip-prinsip kemanusiaan. Dan semoga ini terbangun dalam kehidupan kita,” urai Kakankemenag Muhammad.

Lebih lanjut, Kakankemenag Maros Muhammad, menyampaikan upaya Kemenag untuk memberikan perhatian lebih kepada dunia pesantren melalui upaya pembentukan Dirjen.

Kakankemenag Muhammad juga mengungkap peran penting pesantren dalam meletakkan dasar pendidikan keagamaan di Indonesia, bahkan sejak zaman penjajahan Belanda.

“Kehebatan umat Islam, ditandai dengan tonggak pesantren dalam memberikan pengajaran keagamaan. Negara berutang besar pada pesantren.

“Kemenag itu, basisnya organisasi keagamaan. Kalau pesantren lepas, maka bubar Kemenag. Karena para kiai, ulama yang melahirkan Kemenag.

Terkait pesantren ramah anak, “kita tidak bisa bebas seperti dulu. Yang mesti dikedepankan, transfer keikhlasan, kebaikan, insyaallah santri dan anak didik kita akan menjadi orang yang sukses. Kalau kita pukuli, memang itu sebuah kesalahan.

“Mari berupaya mendampingi anak kita dengan cara dan strategi yang jitu. Supaya tidak terjebak dan berurusan dengan kasus hukum,” ajak Kakankemenag Muhammad.

“Mari komitmen bersama, mudah-mudahan Maros tidak banjir laporan. Karena pesantren di Maros disegani. Terbukti, program inkubasi pesantren Maros sukses di tingkat nasional.

“Semoga, lembaga keagamaan di Maros lebih baik lagi,” tutupnya. (Ulya)

Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default