Expo MQKI 2025: Kopi Pegunungan Dan Camilan Santri Ramaikan Expo MQKI

Kontributor

Pesantren saat ini tak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan keagamaan, tetapi juga tampil sebagai kekuatan ekonomi yang mulai diperhitungkan. Peran tersebut terlihat dalam Expo Kemandirian Pesantren yang digelar di Kabupaten Wajo sebagai bagian dari rangkaian Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional (MQKI) 2025.
Kegiatan ini merupakan inisiatif Kementerian Agama RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan dilaksanakan pada 3–6 Oktober 2025. Sebanyak 50 stan turut meramaikan expo tersebut, dengan 33 di antaranya berasal dari pesantren penerima program inkubasi bisnis periode 2021–2024 di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Dari Kabupaten Luwu Utara, tiga pesantren ikut ambil bagian dalam expo ini, yaitu:
- Pondok Pesantren As’adiyah Belawa Baru
- Pondok Pesantren Al Mujahidin DDI Masamba
- Pondok Pesantren Sohifatussofa NW Rawamangun
Partisipasi pesantren asal Luwu Utara menjadi salah satu sorotan dalam expo ini. Produk-produk yang mereka tampilkan menunjukkan bahwa santri memiliki potensi kewirausahaan yang kuat dan mampu mengembangkan usaha secara mandiri. Setiap stan menampilkan kreativitas lokal dengan sentuhan khas daerah yang menarik perhatian pengunjung.
Salah satu contohnya adalah “Santri Mart” dari Ponpes Sohifatussofa NW yang menyuguhkan produk camilan seperti stik wortel, stik daun kelor, dan abon ikan cakalang. Produk-produk ini tidak hanya memiliki cita rasa khas, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa unit usaha pesantren bisa bersaing di pasar lokal maupun regional.
Selain itu, Kopi Seko asal Luwu Utara juga mencuri perhatian dalam expo. Kopi ini berasal dari dataran tinggi Seko di bagian utara Sulawesi Selatan, wilayah pegunungan yang dikenal sangat ideal untuk budidaya kopi bermutu. Dua jenis utama adalah arabika dan robusta, masing-masing memiliki karakter rasa yang kuat serta profil aroma yang khas dan sulit ditemukan pada kopi dari daerah lain.
Ciri unik Kopi Seko terletak pada aroma alami yang tajam dan menyegarkan, memberikan pengalaman rasa yang berbeda bagi penikmatnya. Kehadiran produk ini dalam expo bukan hanya memperkenalkan identitas lokal Luwu Utara, tetapi juga membuka peluang pemasaran lebih luas bagi para pelaku usaha pesantren.
Berbagai produk unggulan santri tersebut diharapkan dapat membuka peluang kerja sama, memperluas jaringan pemasaran, serta mendorong kemandirian ekonomi pesantren di masa mendatang.