Kemenag Tana Toraja Perkuat Peran Penyuluh Di Era Society 5.0 Lewat Pembinaan Dai Dan Daiyah

Kontributor

Makale (Kemenag Tana Toraja) – Sebanyak 73 penyuluh agama Islam di Kabupaten Tana Toraja mengikuti kegiatan Pembinaan Dai dan Daiyah yang digelar Seksi Bimas Islam Kemenag Tana Toraja di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tana Toraja, Kamis (14/8/2025). Kegiatan ini menjadi ajang penguatan kapasitas dai agar mampu berdakwah secara moderat, membangun kerukunan, serta merespons tantangan dakwah di era digital.
Kepala Kantor Kemenag Tana Toraja, H. Usman Senong, saat membuka acara, menegaskan bahwa peran dai dan daiyah sangat penting dalam merawat harmoni masyarakat. “Dai Kementerian Agama harus menjadi teladan, toleran, dan moderat. Jangan menjadi pemicu perpecahan, tetapi jadilah penghubung yang mempererat persaudaraan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya Trilogi Kerukunan Jilid 2 yang berintikan kerukunan dan cinta kemanusiaan, yaitu membangun hubungan harmonis antar sesama manusia tanpa memandang agama, suku, atau ras; menjaga keseimbangan dengan alam melalui sikap peduli lingkungan sebagai bagian dari ajaran agama; serta memperkuat hubungan spiritual dengan Tuhan disertai kesadaran akan keterbatasan manusia di hadapan-Nya.
Dalam sesi materi, Ketua MUI Tana Toraja, KH A. Zainal Muttaqin, memaparkan bahwa eksistensi dai tidak cukup hanya dengan retorika, melainkan harus memahami realitas kehidupan masyarakat agar pesan dakwah lebih membumi.
Ketua Baznas Tana Toraja, H. Achmad Toago, menambahkan bahwa dai memiliki peran strategis dalam sosialisasi zakat, infak, dan sedekah (ZIS). “Pemahaman ZIS harus sampai ke masyarakat agar nilai-nilai ajaran Islam dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua ICMI Orda Tana Toraja, H. Tamrin Lodo, menyoroti pentingnya pemanfaatan media sosial dalam dakwah. Menurutnya, media sosial menjadi sarana cepat menyampaikan pesan agama, sehingga dai perlu hadir secara aktif dan bijak di ruang digital.
Kasi Bimas Islam, H. Arifuddin, menutup kegiatan dengan mengajak seluruh penyuluh untuk terus menjadi garda terdepan membangun masyarakat madani. “Kita datang bukan sekadar belajar, tetapi juga untuk saling menguatkan dan membangun sinergi,” ungkapnya.
Tana Toraja, yang selama ini dikenal dengan kekayaan budaya dan kearifan lokal, kini juga memperkuat citranya sebagai daerah yang menjaga kerukunan melalui peran aktif para dai dan daiyah di tengah masyarakat. (AS)