Kepala KUA Dua Boccoe Tegaskan Peran Strategis Penyuluh Dalam Menyuluh Cahaya Kebaikan

Kontributor

Dua Boccoe, ( Kemenag Bone) – Dalam rangka mengawali tugas dan tanggung jawab para Penyuluh Agama Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) tahun 2025, Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Dua Boccoe melaksanakan kegiatan Rapat Awal Pembinaan kepada Penyuluh Agama P3K pada hari Selasa, 3 Juni 2025. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor KUA Dua Boccoe dan dihadiri oleh seluruh Penyuluh P3K yang baru di lingkungan kerja Kecamatan Dua Boccoe.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala KUA Dua Boccoe, H. Herwin, S.EI, yang memberikan arahan serta pandangan strategis kepada para penyuluh sebagai langkah awal dalam menjalankan tugas pembinaan keagamaan. Dalam sambutannya, H. Herwin menyampaikan bahwa istilah "penyuluh" berasal dari kata “suluh” yang berarti obor. Oleh karena itu, seorang penyuluh diharapkan mampu menjadi sumber cahaya yang menerangi masyarakat melalui syiar dan bimbingan keagamaan. “Kita adalah sumber cahaya yang harus menyinari masyarakat. Penyuluh harus berangkat dari kesadaran untuk memberi, bukan hanya sebagai pelaksana tugas administratif,” ungkap beliau.
Lebih lanjut, H. Herwin menekankan bahwa sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), para penyuluh memiliki latar belakang yang “putih” layaknya malaikat, menjadi panutan di tengah masyarakat. Ia mengingatkan pentingnya kinerja yang berdampak nyata, bukan hanya pada data administratif, tetapi juga pada transformasi sosial dan spiritual masyarakat binaan. Dalam konteks ini, ia memperkenalkan konsep Trilogi Kerukunan yang mencakup hubungan harmonis antara manusia dengan alam (nature), sesama manusia (human), dan dengan Tuhan (God).
Salah satu fokus utama yang ditegaskan dalam rapat ini adalah pentingnya pelaksanaan tugas pokok penyuluh, yakni melakukan pembinaan kepada kelompok binaan yang sudah ada serta membentuk kelompok binaan baru. Penyuluh diharapkan tidak hanya reaktif, tetapi proaktif dalam mendekati masyarakat dan menginisiasi kegiatan-kegiatan keagamaan yang relevan dan menyentuh langsung kebutuhan umat.
Dalam kesempatan tersebut, Burhanuddin, salah satu tokoh penyuluh senior, juga menambahkan pentingnya pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Majelis Taklim di tiap wilayah kerja hingga ke tingkat desa. Hal ini dimaksudkan untuk memperluas jangkauan pembinaan serta memperkuat kelembagaan dakwah yang ada di masyarakat. Ia menekankan bahwa pokja yang dibentuk harus berperan aktif dan bersinergi dengan pemerintah desa setempat.
Sejalan dengan itu, Camat Dua Boccoe, H. Amirat, dalam harapannya yang disampaikan melalui perwakilan, menegaskan perlunya perhatian khusus penyuluh terhadap kegiatan pembinaan remaja melalui pelestarian tradisi keagamaan seperti pembacaan Barzanji dan Yasinan di malam Jumat. Menurutnya, kegiatan-kegiatan ini bukan sekadar ritual, tetapi juga sarana efektif membentuk karakter dan moral generasi muda yang religius.
Kegiatan pembinaan ini juga menegaskan tujuan utama pemerintah melalui kehadiran penyuluh agama, yakni memberikan pencerahan dan pemahaman keagamaan kepada masyarakat dalam rangka membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, berakhlak mulia, dan mampu menghadapi tantangan zaman. Dalam konteks ini, komunikasi aktif antara penyuluh dan pemerintah desa menjadi kunci keberhasilan dalam pembentukan dan pengembangan pokja majelis taklim.
Kegiatan ditutup dengan diskusi interaktif dan penyusunan rencana kerja awal para penyuluh, sebagai langkah konkrit untuk mengimplementasikan arah kebijakan yang telah disampaikan.
Dengan semangat kolaboratif dan sinergitas antar pemangku kepentingan, diharapkan para penyuluh P3K tahun 2025 mampu menjadi garda terdepan dalam memperkuat nilai-nilai keagamaan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara spiritual dan sosial. (Ashar/Ahdi)