Kolaborasi Pengawas; Efisiensi Dan Efektivitas Pendampingan Madrasah Binaan

Kontributor

Makassar (Kemenag Makassar) – Kolaborasi merupakan proses bekerja sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Dimana setiap individu berkontribusi dengan ide, keterampilan, atau sumber daya untuk menciptakan hasil yang lebih baik secara efisien dan efektif. Termasuk upaya pendampingan madrasah binaan. Khususnya madrasah yang berada di lokasi yang sama.
Dua pengawas madrasah Kemenag Kota Makassar masing-masing Kaharuddin, S.Ag.M.Pd. (pengawas MA) dan Wahidah,S.Pd.I,M.Pd.I. (pengawas MTs) melaksanakan pendampingan kolaborasi di MAS/MTsS As’adiyah 170 Layang (Senin,24/02/2025).
Kehadiran ke dua pengawas madrasah ini disambut hangat kepala madrasah dan guru-guru serta staf administrasi madrasah tersebut. H.M.Taslim,S.Ag.,M.Ag. selaku Kamad Aliyah mewakili keluarga besar madrasah ini menyampaikan terima kasih atas kunjungan kedua pengawas madrasah tersebut dan berharap kehadirannya dapat memberikan informasi serta inspirasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka pengembangan madrasah As’adiyah 170 Layang ini yang lebih baik kedepannya.
Beliau juga merasa senang karena kahadiran kedua pengawas secara bersamaan sehinggah guru-guru MA dan MTs yang nota bene ada yang sama tidak menyita waktu mengajar terlalu lama.
Di awal arahannya, Kaharuddin,S.Ag.,M.Pd. menguraikan beberapa hal yang terkait dengan programa Kemenag Kota Makassar (Asta Aksi) serta transformasi peran pengawas madrasah dari yang sebelumnya berfokus pada pengawasan administratif dan evaluatif, kini lebih diarahkan pada pendampingan, fasilitasi, dan peningkatan mutu pendidikan. Beliau juga tidak lupa menyampaikan pesan-pesan Kepala Kantor Kemenag Kota Makassar terkait kedisiplinan , etos kerja dan keteladanan sebagai wujud pengamalan nilai-nilai ajaran agama yang dianut.
Sementara itu Wahidah,S.Pd.I,M.Pd.I selaku pengawas bina MTs mengingatkan para guru agar senantiasa memaksimalkan layanan pembelajaran pada santri serta layanan lainnya pada orang tua/wali santri. Karena mereka adalah “customer” kita. Bilamana kita tidak maksimal meberikan pelayanan tidak menutup kemungkinan mereka akan beralih ke institusi pendidikan lain yang ada, katanya”. Beliau juga mengedukasi para guru penggunaan MAGIS (Madrasah Digital Supervision) dan EMIS (Education Management Information System). Di akhir pertemuan, kedua pengawas madrasah, kamad, dan guru-guru serta staf bersama-sama menyantap hidangan yang merupakan hasil praktik mapel SBK (Seni Budaya dan Keterampilan) santri-santri kelas XII.(khr)