Jakarta (Humas Sulsel) -- Kementerian Agama (Kemenag RI) menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat transformasi digital dalam menyelenggarakan berbagai layanan, termasuk pelaporan kinerja Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) pada tahun 1445 H/2024 M. 

Langkah ini diungkapkan oleh Direktur Riset Lembaga Kajian Kurikulum dan Kebijakan Pendidikan Universitas Indonesia, Farhan Muntaha, dalam rangka menjalankan proses digitalisasi penilaian kinerja PPIH.

Farhan menjelaskan bahwa seluruh laporan kinerja PPIH akan beralih ke format digital melalui aplikasi bernama e-Penkin, yang terintegrasi dalam aplikasi Petugas Haji. 

"Ini memudahkan penginputan hasil kinerja petugas serta memastikan transparansi dan akurasi dalam penilaian kinerja," kata Farhan, Rabu (20/3/2024) malam.

Dalam e-Penkin, penilaian kinerja dan budaya kerja akan dilakukan secara rutin, dengan skor yang akan dikeluarkan setiap minggu. Bagi petugas yang tidak mengisi laporan dengan tepat waktu, akan diberikan peringatan, dan tim verifikator akan memastikan kebenaran data yang diunggah.

Adapun lima tugas utama PPIH menjadi pedoman dalam penilaian kinerja, yaitu pembinaan, pelayanan, perlindungan jemaah, pengendalian, dan koordinasi. 

"Ada konsekuensi bagi petugas yang tidak memenuhi standar kinerja, seperti tidak mendapatkan rekomendasi atau bahkan masuk dalam daftar whitelist atau blacklist," kata Farhan.

"Namun, bagi yang mendapat nilai di atas 75, akan mendapat sertifikat, sebagai apresiasi dari Kementerian Agama," tutup Farhan disambut tepuk tangan meriah oleh seluruh kandidat petugas haji.

Dengan langkah ini, Kementerian Agama berupaya memperkuat efisiensi dan transparansi dalam pelaksanaan ibadah haji, serta memberikan penghargaan atau areward yang pantas bagi para petugas yang telah berdedikasi dalam melayani jamaah haji Indonesia (Wrd)