Daerah

KUA Bungin Gelar BRUS Di SMAN 8 Enrekang, Fokus Pada Pencegahan Pernikahan Anak

Foto Kontributor
Humas Enrekang

Kontributor

Kamis, 31 Juli 2025
...

Bungin, (Kemenag Enrekang) – KUA Kecamatan Bungin kembali menggelar kegiatan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) yang kali ini menyasar siswa-siswi SMAN 8 Enrekang. Kegiatan berlangsung pada Rabu (30/06/2025) di Musala UPT SMAN 8 Enrekang dengan fokus utama memberikan pemahaman keagamaan dan menekan angka pernikahan anak di kalangan remaja.

Dalam sambutannya, Sultan, Penyuluh Agama Islam KUA Bungin sekaligus koordinator kegiatan, menegaskan bahwa BRUS merupakan program Kementerian Agama untuk membekali generasi muda dengan nilai-nilai keislaman yang kuat. “Remaja harus mampu membentengi diri dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, salah satunya dengan memperbanyak interaksi dengannya,” pesannya di hadapan para peserta.

Kegiatan ini disambut baik oleh pihak sekolah. Jufri, yang mewakili Kepala UPT SMAN 8 Enrekang dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi kepada KUA Kecamatan Bungin atas pelaksanaan kegiatan ini. “Kami sangat mengapresiasi inisiatif ini karena jam pelajaran agama di sekolah cukup terbatas. Kegiatan seperti ini sangat membantu siswa memahami agama secara lebih menyeluruh. Kami berharap kegiatan ini dapat dirutinkan,” ujarnya sekaligus membuka acara secara resmi.

Kegiatan diikuti oleh 78 peserta, terdiri dari 48 siswa laki-laki dan 30 siswa perempuan. Antusiasme peserta terlihat dari diskusi yang aktif selama penyampaian materi. Tercatat ada empat materi utama yang disampaikan oleh para penyuluh dan penghulu KUA Kecamatan Bungin: Musa Saleh membawakan materi tentang filosofi BRUS; Akbar membahas dinamika perkembangan remaja; Sultan menyampaikan materi "Remaja Qeren Qur’an"; dan Zulfadli Amran, Penghulu Ahli Pertama, menutup sesi dengan materi bertajuk "Perspektif Pencegahan Pernikahan Anak".

Kegiatan ditutup dengan sesi evaluasi yang dipandu moderator Hasrianti, di mana para peserta mengaku memperoleh banyak pengetahuan baru terkait tantangan yang dihadapi remaja, terutama mengenai bahaya pernikahan anak. Sebagai penutup, para peserta mendeklarasikan kesiapan menjadi remaja Islami serta komitmen untuk menolak pernikahan usia anak. (cut/zfa)

Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default