Provinsi

Perkuat Ketahanan Nasional, Guru Agama Buddha Didorong Jadi Teladan Moderasi Dan Kerukunan

Foto Kontributor
Ajeng

Kontributor

Kamis, 11 September 2025
...

Makassar, Kemenag Sulsel – Forum Pertemuan Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) menghadirkan sejumlah narasumber lintas perguruan tinggi dan praktisi pendidikan untuk membahas peran strategis guru agama dalam memperkuat kerukunan dan kebhinekaan di tengah tantangan era digital.


Rektor Universitas Islam Makassar, Prof. Dr. H. Muammar Bakry, Lc., M.Ag., dalam paparannya menekankan pentingnya strategi kebijakan publik, media, dan pengembangan SDM bagi guru agama. Ia menyoroti intensitas penggunaan media digital oleh generasi muda, di mana rata-rata mereka bisa menghabiskan waktu hingga 7 jam 42 menit online setiap hari.


“Tanpa literasi digital yang baik, anak muda rentan terpapar konten radikal, intoleran, hingga provokatif,” tegasnya.


Hal senada disampaikan oleh Dr. Drs. Ismal Cawida, M.Si., yang menekankan faktor-faktor yang memengaruhi sikap toleran maupun intoleran pada remaja. Menurutnya, wawasan kebangsaan, penggunaan media sosial, aktivitas keseharian, sikap keagamaan, serta kondisi sosial-ekonomi menjadi penentu terbentuknya karakter generasi muda.


“Guru agama harus mampu menjadi teladan dan membimbing peserta didik agar tidak terjebak pada pemahaman sempit,” ujarnya.


Dalam sesi diskusi kelompok, sebanyak 85 peserta terbagi dalam lima kelompok dengan tema beragam. Topik yang dibahas meliputi peran guru agama sebagai teladan, integrasi nilai kebhinekaan dalam pembelajaran, tantangan guru dalam menjaga kerukunan, kolaborasi dengan stakeholder sekolah, serta strategi dan rekomendasi kebijakan lanjutan.


Sementara itu, Prof. Siti Aisyah, Ma.Ph.D., Guru Besar UIN Alauddin Makassar, menegaskan urgensi penanaman nilai kerukunan dan cinta kemanusiaan di satuan pendidikan. Ia mendorong integrasi nilai tersebut dalam kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, pembiasaan praktik lintas kelompok, hingga kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat.


“Pendidikan adalah investasi jangka panjang untuk merawat persatuan bangsa. Sekolah harus menjadi ruang harmoni dan perdamaian,” jelasnya.

Perwakilan Guru Agama Buddha sebanyak 4 orang (Joko Tri Santoso, Lasnici L., Mantang Kurnia, dan The Yong Hwa) ditambah Pengawas Sekolah Bapak Hasdy turut mengikuti kegiatan Fullday Internalisasi Ajaran Agama dalam Peningkatan Peran Guru Pendidikan, Pengawas, dan Penyuluh Lintas Agama di Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI melalui PKUB sebagai upaya strategis pemerintah dalam menjaga ketahanan nasional melalui penguatan peran guru pendidikan agama, pengawas, dan penyuluh lintas agama sebagai garda terdepan dalam menyampaikan nilai-nilai ajaran agama yang moderat dan inklusif.


Kegiatan berlangsung pada Rabu–Kamis, 10–11 September 2025, di Gammara Hotel Makassar, dan menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antarpendidik, pemerintah, dan masyarakat dalam merawat kerukunan bangsa. Diharapkan, guru agama dapat menjadi garda terdepan dalam mengawal moderasi beragama serta menanamkan nilai toleransi sejak dini di lingkungan sekolah.

Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default