Qultum Usai Salat Duhur: Mahasiswa UNISAD Ingatkan Pentingnya Kebersihan Lahir Dan Batin

Kontributor

Watampone, (Kemenag Bone) – Suasana khusyuk terasa usai pelaksanaan Salat Duhur berjamaah di Musholla Al Ikhlas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bone, Selasa (5/8/2025). Rangkaian ibadah tidak berhenti sampai di situ. Para jemaah yang terdiri dari pejabat dan staf ASN mendapat siraman rohani dalam bentuk kuliah tujuh menit (qultum) yang disampaikan oleh Jumaleng, mahasiswa Universitas As’adiyah (UNISAD) Sengkang dari Program Studi Aqidah dan Filsafat.
Dengan penuh percaya diri, Jumaleng tampil ke depan membawakan qultum bertema “Kebersihan Lahir dan Batin.” Dalam penyampaiannya, ia menekankan pentingnya menjaga kesucian diri, tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara spiritual. Ia mengutip ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan bahwa kebersihan adalah bagian dari iman dan menjadi salah satu syarat diterimanya ibadah, termasuk salat.
Sebagai penguat pesan, ia memberi perumpamaan menarik. "Seperti buah kelapa yang tampak utuh dari luar, belum tentu di dalamnya masih ada air atau daging buah. Begitu juga manusia, kebersihan lahir tidak selalu mencerminkan kebersihan batin," jelasnya. Melalui perumpamaan tersebut, Jumaleng mengajak para jemaah untuk terus menjaga kebersihan hati dari penyakit-penyakit batin seperti iri, dengki, dan sombong.
Kehadiran Jumaleng dan semangatnya dalam berdakwah menjadi penyegar di tengah rutinitas kerja para ASN, sekaligus membuktikan bahwa generasi muda Islam siap melanjutkan estafet dakwah dengan semangat dan ilmu yang mumpuni.
Ia berdiri di depan para pejabat dan staf ASN bukan untuk menggurui, tapi saling mengingatkan bahwa hidup ini adalah perjalanan menuju Allah. Kebersihan lahir dan batin adalah bekal penting di sepanjang jalan itu.
Dalam shaf Salat Duhur tersebut hadir pula Kasubbag TU Kemenag Bone H. Ahmad Yani, sejumlah pejabat manajerial, serta puluhan ASN yang memadati ruang musholla. Salat berjamaah yang rutin dilaksanakan di Musholla Al Ikhlas ini bukan hanya menjadi kewajiban, tetapi juga ladang pembinaan ruhani di lingkungan kerja, memperkuat nilai-nilai keislaman, serta meningkatkan kualitas ibadah dan ketakwaan pegawai. (ahdi)