Mangkoso, 5 Agustus 2025 – Kerukunan Keluarga Santri Asal Kabupaten Barru (Kesan Akrab) Pondok Pesantren DDI Mangkoso menggelar Seminar Nasional dan Bedah Buku Risalah Addariyah: Histori, Tradisi, dan Sistem Nilai di GOR Kampus 2 Putra Nurul Jihad Tonrongnge. Kegiatan ini dihadiri oleh unsur Pengurus Besar DDI, perwakilan Kementerian Agama Kabupaten Barru, organisasi afiliasi, serta seluruh elemen Pondok Pesantren DDI Mangkoso.

Kegiatan dibuka oleh pembawa acara dilanjutkan dengan pelantunan ayat suci Al-Quran. Disusul laporan Ketua Panitia, Ahsan Khisal Patappa, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Kesan Akrab. Dalam kesempatan ini pula, ia menyerahkan lukisan AG. H. M. Amberi Said karyanya kepada AG. Prof. Dr. H. M. Faried Wadjedy, LC., MA. Acara dilanjutkan dengan pelantikan pengurus Organisasi Santri Kampus Dua (OSKD) oleh Mazied Mubarak S.H., S.Ag. dan Pimpinan Kampus 2, A. Saharuddin A. Tappu S.H., S.Pd.I., M.H.

Dalam sambutannya, Ketua Tim Kurikulum dan Buku Ke-DDI-an PB DDI, Ahmad Rasyid, S.Pd.I., M.Pd. menyatakan bahwa buku Risalah Addariyah akan menjadi buku induk kurikulum ke-DDI-an di seluruh satuan pendidikan DDI. “Buku ini akan disesuaikan dengan jenjang masing-masing; mulai dari MI hingga perguruan tinggi,” jelasnya.

Sesi bedah buku dimoderatori oleh Prof. Dr. Fatmawati Hilal, M.Ag. AG. Prof. Dr. H. M. Faried Wadjedy LC., MA. menjelaskan sejarah hijrah AG. H. Abdurrahman Ambo Dalle dari Sengkang ke Mangkoso. Sementara AG. Prof. Dr. H. A. Syamsul Bahri A. Galigo menegaskan pentingnya sistem nilai Ahlussunah wal Jama’ah dalam tradisi DDI. Ia mengutip pesan Anregurutta As’ad kepada Ambo Dalle pada 1977, “Irji’ ila siratinal ula,” sebagai seruan untuk kembali ke akar sejarah DDI.

Drs. H. Helmy Ali Yafie turut mengulas visi pendidikan Gurutta Ambo Dalle yang inklusif dan transformatif. Ia menyoroti perbedaan pendekatan pendidikan antara Anregurutta As’ad yang selektif dan Anregurutta Ambo Dalle yang menyebarluaskan pendidikan demi mencerdaskan rakyat. Ia menekankan pentingnya memahami kitab-kitab karya Gurutta secara kontekstual dan mendorong pembaca untuk membandingkannya dengan literatur lain sebagai bagian dari penguatan sistem pendidikan pesantren.

(fik)