Watampone, (Kemenag Bone) – Keluarga besar MTsN 1 Bone turut andil dalam memeriahkan Hari Jadi Bone (HJB) ke-695 dengan mengenakan pakaian adat tradisional khas Bugis Bone, Kamis (10/4/2025). Tradisi berpakaian adat ini sekali setahun tapi penuh makna menjadi salah satu bentuk kecintaan dan kebanggaan para pendidik dan tenaga kependidikan di MTsN 1 Bone terhadap tanah kelahiran dan budaya leluhur.

“Sekali setahun berpakaian adat ke kantor rasanya sangat berkesan. Apalagi ketika mengajar sambil mengenakan pakaian adat, ada rasa tersendiri yang sulit dijelaskan. Seperti sedang mewariskan nilai budaya kepada anak-anak didik,” ujar salah seorang guru agama penuh semangat.

Meski Kepala Madrasah, H. Ambo Asse, tidak dapat membersamai karena menghadiri upacara adat Mattompang Arajang di Rumah Jabatan Bupati Bone, suasana madrasah tetap ceria dan riang, walaupun gerimis sedikit mengganggu saat prepare foto bersama karena Para wakil kepala madrasah hadir dan mendampingi seluruh rangkaian kegiatan, menciptakan suasana penuh semangat dan kebersamaan.

Sebagai wujud kecintaan yang mendalam terhadap Kabupaten Bone, setiap tahun para guru dan pegawai MTsN 1 Bone dengan antusias menyewa pakaian adat. Mereka ingin tampil maksimal cantik nan “malebbi” dan gagah nan “magaretta” (“Malebbi” yang berarti santun, beretika, dan berakhlak mulia, sedangkan “Magaretta” artinya gagah, keren dan berpenampilan menarik) dalam menyemarakkan momen spesial ini.

"Foto bersama dengan pakaian adat ini menunjukkan bahwa MTsN 1 Bone menghormati dan mencintai budaya leluhur serta tanah kelahiran," ungkap Wakamad Kurikulum, Jabbar, saat diwawancarai Tim Humas.

Hari ini, ada pemandangan yang berbeda di madrasah. Ruangan wakamad berubah menjadi saksi bisu bagaimana setiap helai kain adat membawa cerita tentang Bone. Di ruangan itu pula, ASN MTsN 1 Bone memoles, mempercantik dan mempergagah diri sebelum sesi foto bersama di lapangan upacara.

Bagi keluarga besar MTsN 1 Bone, mengenakan pakaian adat bukan sekadar seremoni tahunan. Lebih dari itu, ini adalah cara mereka menyampaikan cinta kepada tanah Bone, cinta yang tak lekang oleh waktu, dan selalu hidup dalam balutan budaya. (Ebah/Ahdi)