Peca’ Sura Muharram: Harmoni Tradisi Dan Nilai Keislaman Bersama KUA Pusaka Bantimurung

Kontributor

Bantimurung, (Kemenag Maros)-Dalam rangka menyambut Tahun
Baru Islam 1447 Hijriah, KUA Pusaka Bantimurung bersama masyarakat setempat
menggelar acara Peca’ Sura sebagai bagian dari edukasi dan pelestarian kearifan
lokal yang sarat dengan nilai keislaman.
Acara berlangsung di Dusun Sege'segeri, Desa Minasa Baji, Rabu
(2/7/2025).
Hadir, ketua PC NU Maros, KH Ibnu Hajar, Ketua DMI Maros H.
Nasaruddin, para penyuluh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, serta para
pemuda dan pelajar.
Tradisi Peca’ Sura, yang secara turun-temurun dilakukan di
awal bulan Muharram, dikenal sebagai simbol refleksi, kesederhanaan, dan
solidaritas sosial.
"Pelestarian budaya seperti Peca’ Sura ini penting
untuk terus dilakukan, bukan sekadar mempertahankan tradisi, tetapi juga untuk
menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual kepada generasi muda," ujar
Haruna salah satu penyuluh agama KUA Pusaka Bantimurung dalam sambutannya.
Dalam kegiatan tersebut, selain pelaksanaan ritual budaya
secara sederhana, di dalamnya diisi dengan lantunan zikir dan doa.
Kebiasaan masyarakat Peca’ Sura mencapai puncaknya pada 10 Muharrom setiap bulan
hijriah atau lebih dikenal dengan hari Asyura
H. Mustafa, Kepala KUA Pusaka Bantimurung menekankan bahwa nilai-nilai dalam tradisi
Peca’ Sura seperti gotong royong, berbagi makanan sederhana (bubur aneka hiasan
)dan doa bersama sangat sejalan dengan ajaran Islam tentang ukhuwah
(persaudaraan), kesabaran dan syukur.
“Inilah bentuk nyata sinergi antara budaya dan agama. Dengan
pendekatan ini, kita tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga
memperkuat fondasi keimanan dan kebersamaan umat.”
KUA Pusaka Bantimurung akan terus berkomitmen dalam
mendampingi masyarakat melalui kegiatan yang menggabungkan pendekatan budaya,
agama, dan sosial demi terwujudnya masyarakat yang beriman, beradab, dan
berbudaya. (Hamzah)