Kakanwil: Asah Dan Pelihara Kompetensi Guru PAI

Kontributor

Makassar - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, H. Ali Yafid, mengatakan, Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB), muaranya adalah memelihara ilmu yang dimiliki, dan mengembangkan kompetensi diri sebagai pendidik yang profesional.
Hal ini dikatakan saat menyampaikan arahan, pada Workshop Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB) Guru PAI PPPK Tingkat SMP Tahun 2025, yang diselenggarakan Bidang PAI Kanwil Kemenag Sulsel, di Denpasar Hotel, Makassar, Rabu (15/10/25).
"PPKB itu bagaimana anda belajar terus-menerus, supaya profesional dalam mengajar," kata Kakanwil yang didampingi Kabid PAI, H. Fathurrahman, dan Katim Kerja SMP, H. Fahrul Rahman Idrus.
Menurut Kakanwil, profesionalitas dalam mengajar atau mendidik anak-anak, setidaknya didukung dengan kompetensi- kompetensi yang dimiliki oleh guru itu sendiri, seperti, gelar akademik dan gelar ini harus sejalan dengan ilmu dan apa yang dikerjakan.
Dikatakan, selain gelar akademik, ada e-kinerja, ada rencana program pembelajaran (RPP), silabus, panduan mengajar dan ukuran jam mengajar, yaitu 24 jam per minggu, serta kedisiplinan (keteladanan), sebagai kunci dalam membangun akhlak dan karakter anak didik.
Kedisiplinan dan keteladanan seorang guru, lanjutnya, wajib dimiliki, sehingga anak-anak bisa menjadikan gurunya sebagai idola dalam membangun karakter.
"Kita berharap melalui PPKB, guru guru PAI bisa belajar terus menerus, melalui seminar, workshop dan pengembangan akademik. Tingkatkan SDM dengan kuliah di perguruan tinggi yang ada seperti UIN, IAIN, STAIN dan PT Islam lainnya. Silahkan mengikuti pendidikan setinggi-tingginya." imbau Ali Yafid pada acara yang diikuti 80 orang peserta, asal enam kabupaten/kota di Sulsel ini.
PPKB, jelas mantan Kabid PD Pontren ini, penting dalam mengasah pengetahuan. "Kita jadikan stimulus dalam pembinaan rohani Islam di sekolah umum," ujarnya.
Kesempatan itu, Kakanwil juga mengimbau para guru, untuk sosialisasi program moderasi beragana di sekolah, sebagai salah satu program prioritas Menteri Agama.
Tujuannya, agar tidak mudah terjadi pertentangan pendapat, atau berselisih paham dengan yang lain.
"Mari mengajar dengan empati, kasih sayang, cinta dan menghargai perbedaan, serta senan tiasa bersyukur atas nikmat Allah Swt.," ajaknya. (Sudir)